Bertahan Di Spek Karbu , Alasan Wijaya Racing Memilih Riset Blok Head Mx Dan Terbukti Juara 1 Di 3 Kelas Idc Putaran 4.

Fenomena sleep engine 200 di event nasional begitu cepat perubahan time yang semakin kencang saja, banyak risetan bengkel – bengkel dalam mengejar power maksimal dari basic jupiter z ini. Event idc putaran empat dengan batasan ron max 100 menjadi milik motor garapan mas aris wijaya yang berhasil juara di tiga kelas sleep engine 200.
Mendominasi di tiga kelas yang di adakan oleh erdeve tentunya menarik kita bahas apa sih yang dirubah mas Aris sehingga motornya bisa sapu bersih di putaran ke empat ini? . Sebelum kita tanya jadi motor ini sudah di rubah headnya memakai head dari mx dengan spek klep nya sudah empat tentunya .

Mas aris wijaya setelah kami konfirmasi tentang apasih yang beda di seri empat ini dibanding seri sebelumnya dan jawaban nya mas aris adalah sebenarnya motor fanterra wijaya masih sama cuma di seri seri sebelumya motor saat dipakai main sering kendala di kurang mulusnya suplay bahan bakar dan udara dari karbu ke ruang bakar mesin, jadi kalau dipakai sering ada kosongnya gitu dan setelah di cek cek ternyata kendalanya ada di karbu , untuk putaran empat ini mencoba karbu risetan dari 18 racing kediri dan alhamdulilah langsung cocok tanpa ada kendala.
Menarik di bahas juga adalah alasan mas aris lebih memilih riset blok head mx dan tetap memakai sistem karbu dibanding injeksi , “ Jauh hari sudah saya lihat mas tentang balapan tahun ini, injeksi itu bagus dan saya tidak menolak perkembangan teknologi cuma kalau saya riset injeksi belum tentu bos bos dari wijaya bisa dan kuat untuk balapan dengan sistem injeksi apalagi yang dari luar jawa sudah takut dulu mau riset motor injeksi karena takut repot sparepart dan lain lain, Jadi saya kembangkan sistem karbu dengan upgrade sektor lain dulu seperti blok head. Sama satu lagi kalau bahan bakar masih bebas alias nitro gitu mungkin kedepan nya saya tetap balapan di event seperti idc ini yang regulasinya bisa di ikuti karbu dan juga injeksi. Jadi injeksi tanpa nitro masih bisa diterima oleh peserta lain mas . Nah itu masukan dari mas aris selaku mekanik yang menangani beberapa team di bengkelnya.

Oh ya motor ini itu kemarin di idc putaran empat juara di tiga kelas , ada sleep engine 200 open bobot 115 kg , sleep engine 200 pemula bobot 115 kg dan main di kelas sleep engine 200 non timbangan alias tanpa bobot. Jadi motor wijaya ini main di sistem bobot dan tanpa bobot tetap oke .
Berikut hasilnya



Seperti itu ya sedikit ulasan dari motor fanterra wijaya racing kediri, semoga kelas ini tambah ramai terus.